Kamis, 16 Maret 2017

PERBEDAAN KONSELING DAN PSIKOTERAPI


Pengertian Konseling
Menurut Schertzer dan Stone (1980)
Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya.

Menurut Jones (1951)
Konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan. Dimana ia diberi panduan pribadi dan langsung dalam pemecahan untuk lkien. Konseling harus ditujukan pada perkembangan yang progresif dari individu untuk memecahkan masalah-masalahnya sendiri tanpa bantuan.

Prayitno dan Erman Amti (1999)
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. 

       Menurut Tolbert (1959)
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.

Menurut Winkell (2005 : 34)
Konseling merupakan serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli / klien secara tatap muka langsung dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap bebagai persoalan atau masalah khusus maka masalah yang dihadapi oleh klien dapat teratasi semuanya.




Menurut Syamsu Yusuf dan A.Juntika Nurhisan dalam buku Landasan Bimbingan dan konseling,setidaknya terdapat tujuh fungsi bimbingan dan konseling, fungsi tersebut adalah:
1. Pemahaman
Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konselung untuk membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dalam hal ini adalah potensi-potensi yang ia miliki dan juga pemahaman tentang lingkungannya meliputi lingkungan pendidikan, pekerjaan, dan norma agama.
2. Preventif
Fungsi preventif yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik.
3. Pengembangan
Fungsi pengembangan yaitu konselor selalu berupaya untuk menciptakan suasan belajar yang kondusif untuk memfasilitasi perkembangan siswa.
4. Perbaikan (Penyembuhan)
Fungsi Perbaikan berkaitan erat dengan upaya memberikan bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek Pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
5. Penyaluran
Fungsi penyaluran adalah fungsi untuk membantu individu memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan, dan program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
6. Adaptasi
Fungsi membantu para pelaksana pendidikan khususnya konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan individu.
7. Penyesuaian
Fungsi dalam membantu individu agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan kontruktif terhadap program pendidikan, peraturan sekolah, atau norma agama.




Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan Pemberian layanan Bimbingan dan konseling ialah agar individu dapat :
  1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang
  2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin
  3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya
  4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.



Pengertian Psikoterapi
Menurut Wolberg (1954), psikoterapi adalah suatu bentuk dari perawatan (treatment) terhadap masalah-masalah yang dasarnya emosi, dimana seseorang yang terlatih dengan seksama membentuk hubungan profesional dengan pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah atau mencegah munculnya gejala dan menjadi perantara untuk menghilangkan pola-pola perilaku yang terhambat.

Corsini (1989) Psikoterapi adalah proses formal dari interaksi antara dua pihak, setiap pihak biasanya terdiri dari satu orang, tetapi ada kemungkinan terdiri dari dua orang atau lebih pada setiap pihak, dengan tujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress).

Psikoterapi (dalam Sylvia) adalah terapi atau pengobatan yang menggunakan cara-cara psikologik, dilakukan oleh seseorang yang terlatih khusus, yang menjalin hubungan kerjasama secara profesional dengan seorang pasien dengan tujuan untuk menghilangkan, mengubah atau menghambat gejala-gejala dan penderitaan akibat penyakit. Definisi yang lain yaitu bahwa psikoterapi adalah cara-cara atau pendekatan yang menggunakan teknik-teknik psikologik untuk menghadapi ketidakserasian atau gangguan mental.




 Berikut ini akan diuraikan mengenai tujuan dari psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi yang banyak peminatnya, dari dua oran tokoh yakni Ivey, et al (1987) dan Corey (1991):
  • Tujuan psikoterapi dengan pendekatan      psikodinamik, menurut Ivey, et al (1987): membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
  • Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisi, menurut Corey (1991): membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
  • Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada pribadi, menurut Ivey, et al (1987): untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan menemukan dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasi emosi yang majemuk serta memberi jalan bagi pertumbuhannya yang unik.
  • Tujuan psikoterapi pada pendekatan terpusat pada pribadi, menurut Corey (1991): untuk memberikan suasana aman, bebas, agar klien mengeksplorasi diri dengan enak, sehingga ia bisa mengenai hal-hal yang mencegah pertumbuhannya dan bisa mengalami aspek-aspek pada dirinya yang sebelumnya ditolak atau terhambat.
  • Tujuan psikoterapi dengan pendekatan behavioristik, menurut Ivey, et al (1987): untuk menghilangkan kesalahan dalam belajar dan untuk mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih bisa menyesuaikan.
  • Sehubung dengan terapi behavioristik ini, Ivey, et al (1987) menjelaskan mengenai tujuan pada terapi kognitif-behavioristik, yakni: menghilangkan cara berfikir yang menyalahkan diri sendiri, mengembangkan cara memandang lebih rasional dan toleran terhadap diri sendiri dan orang lain.
  • Corey (1991) merumuskan mengenai kognitif-behavioristik dan sekaligus rasional-emotif terapi dengan: menghilangkan cara memandang dalam kehidupan pasien yang menyalahkan diri sendiri dan membantunya memperoleh pandangan dalam hidup secara rasional dan toleran.
  • Tujuan psikoterapi dengan metode dan teknik Gestalt, dirumuskan oleh Ivey, et al (1987): agar seseorang menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang.
  • Corey (1991) merumuskan tujuan terapi Gestalt: membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamannya. Untuk merangsang menerima tanggung jawab dari dorongan yang ada di dunia dalamnya yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari dunia luar.
Dapat disimpulkan bahwa beberapa tujuan psikoterapi antara lain :
  • Perawatan akut (intervensi krisis dan stabilisasi)
  • Rehabilitasi (memperbaiki gangguan perilaku berat)
  • Pemeliharaan (pencegahan keadaan memburuk dijangka panjang)
  • Restrukturisasi (meningkatkan perubahan yang terus menerus kepada pasien).



UNSUR-UNSUR PSIKOTERAPI
Masserman (Karasu 1984) telah melaporkan tujuh “parameter pengaruh” dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi. Dalam hal ini termasuk :
  • Peran sosial (martabat) psikoterapis,
  • Hubungan (persekutuan terapeutik),
  • Hak,
  • Retrospeksi,
  • Re-edukasi,
  • Rehabilitasi,
  • Resosialisasi dan rekapitulasi.
Unsur – unsur psikoterapeutik dapat dipilih untuk masing-masing pasien dan dimodifikasi dengan berlanjutnya terapi. Ciri-ciri ini dapat diubah dengan berubahnya tujuan terapeutik, keadaan mental dan kebutuuhan pasien.



Perbedaan Konseling dan Psikoterapi
      Apabila kita tinjau dari definisi kedua permbahasan tersebut konseling Menurut Schertzer dan Stone (1980) Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya.
Sedangkan psikoterapi menurut Wolberg (1967 dalam Phares dan Trull 2001), mengungkapkan bahwa psikoterapi merupakan suatu bentuk perlakuan atau tritmen terhadap masalah yang sifatnya emosional. Dengan tujuan menghilangkan simptom untuk mengantarai pola perilaku yang terganggu serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang positif.
Dari dua definisi di atas kita bisa tarik kesimpulan mengenai dua pembahasan tersebut bahwa konseling lebih terfokus pada interaksi antara konselor dan konseli dan lebih mengutamakan pembicaraan serta komunikasi non verbal yang tersirat ketika proses konseli berlangsung dan semacam memberikan solusi agar konseli dapat lebih memahami lingkungan serta mampu membuat keputusan yang tepat dan juga nantinya konseli dapat menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya.
Sedangkan psikoterapi lebih terfokus pada treatment terhadap masalah sifatnya emosional dan juga lebih dapat diandalkan pada klien yang mengalami penyimpangan dan juga lebih berusaha untuk menghilangkan simptom-simptom yang di anggap mengganggu dan lebih mengusahakan agar klien dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian ke arah yang positif.
Perbedaan konseling dan psikoterapi didefinisikan oleh Pallone (1977) dan Patterson (1973) yang dikutip oleh Thompson dan Rudolph (1983), sebagai berikut:

KONSELING
PSIKOTERAPI
Klien
Pasien
Gangguan yang kurang serius
Gangguan yang serius
Masalah: Jabatan, Pendidikan, dsb
Masalah kepribadian dan pengambilan keputusan
Berhubungan dengan pencegahan
Berhubungan dengan penyembuhan
Lingkungan pendidikan dan non medis
Lingkungan medis
Berhubungan dengan kesadaran
Berhubungan dengan ketidaksadaran
Metode pendidikan
Metode penyembuhan



Sumber:
Jones, A.J. (1951). Principle of Guidance and Pupil Personnel Work. New York: McGraw-Hill Book Company
Prayitno dan Anti, E. (1994). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Winkel, W.S. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo
Tolbert, E.L. (1986). Counseling For Career Development. Boston: Hougthon Meflin Co.
Wolberg L.R. What is Psychotherapy? in The Technique os Psychotherapy, Part One, Grune & Stratton, New York, San Fransisco, London,1977, 3-4, 15-6 
Corsini, Raymond J., editor, 2007, Concise Encyclopedia of Psychology. New York, Wiley Interscience Publication
Yusuf, Syamsu & A. Juntika Nurihsan. (2010). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya
Gunarsa, Singgih D. 1996. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Gunarsa, S.D. 2007. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia


                                               



0 komentar:

Posting Komentar

 

Sarah Kusuma Dewi Fiqisyam Template by Ipietoon Cute Blog Design